Kendala Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Kimia di SMP dan SMA
Miskonsepsi
pada Materi Koloid
Koloid merupakan materi pelajaran yang aplikasinya sangat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian siswa dapat lebih terpusat pada pembelajaran manakala guru mampu menarik minat mereka dengan menunjukkan apa saja kegunaan belajar koloid dan apa yang bisa siswa perbuat dengan koloid.
Koloid merupakan materi pelajaran yang aplikasinya sangat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian siswa dapat lebih terpusat pada pembelajaran manakala guru mampu menarik minat mereka dengan menunjukkan apa saja kegunaan belajar koloid dan apa yang bisa siswa perbuat dengan koloid.
Namun, sepanjang yang diketahui siswa
hanyalah bahw kotoran pada pakaian dapat hilang dalam air sabun. Padahal konsep
liofil dan liofob adalah pada proses pengangkatan kotoran tersebut. Proses
tersebut tidak dapat dilihat secara lengsung/ kasat mata. Sedangkan jika guru
hanya menerangkan dengan kata-kata, kemungkinan terjadi miskonsepsi akibat
kesulitan memvisualisasikan dalam pikiran siswa sangatlah besar. Untuk itulah
diperlukan media yang dapat memvisualisasikan dan memperjelas proses
pengangkatan kotoran oleh molekul sabun, tanpa memunculkan miskonsepsi pada
siswa.
Misalkan pada pembahasan koloid tentang efek tyndal dan gerak brown. Secara kasat mata pembahasan tentang efek tyndal dan gerak brown tidak dapat dilihat dalm kehidupan sehari-hari karena perlu visualisasi secara mikroskopis. Berangkat dari hal tersebut dibutuhkan suatu media untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan agar siswa mampu mengkaitkan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari dan tidak terjadi miskonsepsi sehingga asumsinya diharapkan dapat terjadi pembelajaran yang lebih bermakna.
Misalkan pada pembahasan koloid tentang efek tyndal dan gerak brown. Secara kasat mata pembahasan tentang efek tyndal dan gerak brown tidak dapat dilihat dalm kehidupan sehari-hari karena perlu visualisasi secara mikroskopis. Berangkat dari hal tersebut dibutuhkan suatu media untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan agar siswa mampu mengkaitkan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari dan tidak terjadi miskonsepsi sehingga asumsinya diharapkan dapat terjadi pembelajaran yang lebih bermakna.
KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMP DAN SMA
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. (permendikbud No.70 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum SMA/SMK).
Rencana implementasi
kurikulum 2013 tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecuali: (1) penekanan
pada pendidikan karakter, (2) pengurangan jumlah mata pelajaran/bidang studi
dan dibarengi penambahan jam belajar, (3) upaya menyambungkan keberlanjutan
antara kompetensi yang ada di SD, SMP, hingga SMA/SMK. Sebenarnya, jika hanya
itu saja, tidak perlu mengubah kurikulum dan cukup dengan merevisi Kurikulum
2006 : KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sehingga akan lebih efektif
dan efisien baik dari segi teknis maupun pembiayaan.
Kurikulum 2013 adalah berupaya untuk menyederhanakan
dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang
siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Namun pada kenyataannya,
implementasi Kurikulum 2013 masih menemui kendala-kendala seperti:
ditinjau dari aspek
pesiapan; pelaksanaan, dan penilaian, kesiapan sarana dan prasarana
pembelajaran kimia untuk menghadapi pelaksanaan K-13 pada SMA di Wilayah
Kabupaten Kudus, serta kendala-kendala yang dihadapi guru-guru kimia pada SMA
di Wilayah Kabupaten Kudus dalam menghadapi pelaksanaan K-13 dalam aspek
persiapan, pelaksanaan, penilaian.
-
masalah
alokasi anggaran pengadaan buku
-
Dana
tak cukup untuk membiayai pelatihan guru dan pengadaan buku
-
Rencana
pengadaan buku secara digital juga tidak efektif karena hanya 50 persen sekolah
yang memiliki infrastruktur teknologi informasi yang baik.
Ketika
kendala tersebut bisa diatasi pelaksanaan kurikulum 2013 akan berjalan sesuai
dengan rencana dan akan menjadi awal kemajuan dari pendidikan di Indonesia,
jika dinas pendidikan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada
pelaksanaannya.
Permasalahan :
Menurut
teman-teman, apakah Kurikulum 2013 ini baik jika diterapkan dari Sekolah Dasar?
Mengingat bahwa usia anak SD merupakan usia perkembangan? Adakah efek
negatifnya untuk anak tersebut?
sangat baik, karena dari usia anak sekolah dasar kita bisa membiasakan anak untuk terbiasa belajar mandiri agar saat sekolah menengah atau disekolah atas siswa tersebut terbiasa belajar mandiri tanpa menunggu dari guru.
BalasHapusmenurut saya tidak ada efek negatifnya.
ok baik santi. namun, jika siswa sd kelas 1 yg belum mengerti tentang sistem kurikulum 2013, bagaimana?
Hapusmenurut saya kurikulum 2013 sangat baik untuk diterapkan dari sekolah dasar, hal ini untuk membiasakan pola pikir siswa. pada kurikulum 2013 juga telah disusun buku per tema yang materinya langsung dikaitkan antara satu dan yang lainnya. justru pada saat usia pekembangan ini seharusnya siswa memang harus dilatih untuk berpikir kreatif dan aktif, dampak negatif yang dapat ditimbulkan mungkin siswa akan merasa cepat jenuh dan bosan karna jadwal belajar yang cukup padat..
BalasHapusbagaimana dengan siswa kelas 1 sd?
Hapuskarena kelas 1 sd masih dasar
dan memerlukan bimbingan
menurut saya penerapan kurikulum 2013 dari SD itu baik. untuk membiasakan siswa terhadap kurikulum K13 itu sendiri. namun, untuk siswa SD memang perlu bimbingan yang lebih intens agar siswa dapat mudah menyesuaikan diri.
BalasHapusjustru positif dwi jika kurikulum ini diterapkan untuk anak SD karena mereka dapat melatih soft skill seperti kemampuan berbicara, managerial, percaya diri dan lain-lain
BalasHapusmenurut saya penerapan k-13 padasekolah dasar sangat baik karena siswa dapat belajar lebih mandiri sehingga siswa diajarkan untuk dapat berpikir lebih kreatif sesuai dengan tingkat berpikir siswa tersebut.tetapi pada penerapan k-13 pada tingkat SD lebih sederhana dibandingkan tingkat SMP dan SMA.
BalasHapus