Studi Kasus Keterlaksanaan Praktikum dalam Pembelajaran Kimia di SMP dan SMA


Salah satu penekanan di dalam Kurikulum 2013 adalah Penilaian Autentik.
      Penilaian Autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
    Pada penilaian autentik, siswa diminta untuk menerapkan konsep atau teori dalam keadaan sebenarnya sesuai dengan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa sesuai dengan jenjangnya. Contohnya untuk PAUD, TK dan SD, lebih banyak porsinya pada soft skill (misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur, antara lain: mengamati, motivasi berprestasi, kemauan kerja keras, disiplin, berkomunikasi, tata krama, dll) daripada penilaian hard skill (pengukuran penguasaan pengetahuan dan keterampilan).

Jenis- Jenis Penilaian Autentik:
1.      Penilaian kinerja
2.      Penilaian proyek
3.      Penilaian portofolio
4.      Penilaian tertulis
5.      Penilaian sikap
6.      Penilaian diri
7.      Penilaian produk


Studi Kasus keterlaksanaan praktikum dalam pembelajaran kimia

Salah satu bentuk dari keterampilan proses adalah kegiatan praktikum di laboratorium. Menurut Tresna Sastrawijaya (1998), kerja praktik di laboratorium mempunyai peran ganda, yaitu pengalaman kerja kimia nyata dan merangsang siswa agar berlatih berpikir dengan cara-cara kritis dan ilmiah. Tujuan kegiatan praktikum di laboratorium, antara lain :
a.       Merencanakan dan melaksanakan kerja laboratorium dengan menggunakan fasilitas laboratorium secara efektif.
b.      Mengembangkan keterampilan pengamatan, manipulasi, instrumentasi, dan preparatif.
c.       Memperoleh pengetahuan kimia.
d.      Merangsang pikiran dengan menafsirkan eksperimen.
e.       Mengenal ketelitian dan keterbatasan kerja laboratorium.
f.       Merekam secara cermat dan mengkomunikasikan hasil secara jelas.
g.      Mengembangkan tanggung jawab perorangan dan reliabilitas dalam pelaksanaan eksperimen.

Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan.

Laboratorium merupakan suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan sebagai:
a.       tempat kegiatan belajar siswa
b.      tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis
c.       tempat berlangsungnya penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang sains
d.      tempat memproduksi bahan kimia atau obat
e.       tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah

Laboratorium KIMIA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran KIMIA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.

Di Indonesia belajar kimia tanpa praktikum kadang (atau sudah lazim) dilakukan . Lho bagaimana bisa? Kok kelihatannya hebat bener?! Padahal kata Chemistry jika dipenggal menjadi Chem-Is-Try, kimia tidak bisa dikatakan kimia jika tanpa eksperimen (Try). Bahkan ilmu kimia juga lahir dari eksperimen kemudian muncul-lah teori-teori kimia.
Di pelosok bahkan di perkotaan juga bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen. Alasannya klasik, karena:
1.      tidak tersedianya laboratorium,
2.      tidak tersedianya alat-alat praktikum,
3.      tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan,
4.      tidak adanya guru kimia,
5.      guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum.
Ketidaktersediaan laboratorium sebenarnya bisa diantisipasi untuk dilakukan demo di dalam kelas. Ketidaktersediaan alat-alat praktikum bisa dicarikan alternatif yang memingkinkan. Ketidaktersediaan bahan kimia bisa dicarikan alternatif juga. Meskipun ada beberapa praktikum yang tidak mungkin dicarikan alternatif pengganti alat dan bahan-nya.
Pada pelaksanaan praktikum, siswa (praktikan) dibagi menjadi beberapa kelompok. Idealnya, masing-masing siswa melakukan praktikum secara mandiri. Tetapi hal ini membutuhkan peralatan dan bahan kimia yang banyak jumlahnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka siswa (praktikan) dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok, sebaiknya, maksimal terdiri dari 4 siswa. Hal ini bertujuan agar semua siswa benar-benar terlibat dalam pelaksanaan praktikum.

Permasalahan :
Menurut teman-teman, bagaimana cara anda sebagai calon guru apabila di SMP dan SMA tidak tersedia alat dan bahan paktikum kimia? Tuangkan idemu disini J...

Komentar

  1. menurut saya sebagai calon guru kita harus pandai dalam mengatasi masalah pada proses pembelajaran termasuk dalam kendala laboratorium dimana pada zaman yang sudah sangat modern ini guru harus pandai dalam memanfaatkan IT , salah satunya menggunakan virtual lab sebagai alat bantu untuk proses praktikum . dimana dnegan virtual lab ini siswa dapat mempraktikan praktikum dengan menggunakan laptop secara berkelompok dibawah pengawasa guru. artinya media virtual lab ini dapat digunakan sebagai alat bantu agar praktikum tetap terlaksana meskipun laboratorium disekolah tidak tersedia.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Quantum Teaching Learning Model

Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Kimia

Penilaian Autentik